Perempuan Jaim


Suatu siang di rumah makan ‘N’, saya lagi nunggu pesanan makanan. Mie goreng jawa, yummmy…duh, lapar banget waktu itu. Saya memilih duduk paling depan, dekat dapur umum. Dapur umum karena orang bisa lewat lalu lalang di sampingnya. Kalo saya memilih tempat itu karena ingin melihat cara masaknya saja, sambil melihat ke jalan in case Josh Hartnett lewat dan mampir untuk mencium saya : D. Hehehe ngga apa-apa sedikit berfantasi sebelum makan : D.
Masih berfantasi dengan Josh Hartnett (hoeks…), datanglah 2 orang cewek. Not bad, manis-manis juga. Sepertinya seusia saya atau mungkin lebih muda (hiks…), memilih duduk di meja sebelah saya.
Sebenarnya saya ngga perduli dengan kedatangan mereka, toh saya ngga kenal juga. Tapi yang tiba-tiba menggugah perhatian adalah karena mereka men’jaim’kan diri. Hari gini?? Jaim??? Duh…, ngapain sih jaim…lha wong mo makan kok jaim ??? Ya Allah …tolong! (mpok Atiek mode on). Biasa aja napa…
Seperti inilah jaimnya cewek-cewek manis itu ; duduknya manis, bak ‘your highness’ Queen Elizabeth II, ngomongnya diatur (plus logat okotnya), senyuman di bibir ngga lebih dari 1 cm ke kiri dan 1 cm ke kanan. Model??? Hmm...ngga juga… secara body masih lebih bagus disini hehehe.
Ah whatever, siapapun kamu saya ngga perduli! Lha wong saya kesini mau makan kok. Dan saya juga ngga mau menambah dosa dengan menghujat orang : D. Cuma yang membuat saya berpikir adalah…Jaim ??? Hah! Itu bukan saya!
Buat saya, Jaim itu bisa mematikan kreatifitas. Saya jadi ingat teman cewek di kantor, kalo lagi jaim udah deh, weleh weleh…kalo diajak ngomong itu lho, ngga konsen dia! Ditanyain ini, jawabnya itu. Bikin sebel ah.
Disaat orang membutuhkan kenyamanan untuk melakukan aktifitas apapun, jaim tuh ngga ada gunanya. Bahkan untuk acara formal pun orang tuh seharusnya ngga perlu jaim. Bersikap yang wajar. Cuma itu aja kok.
Manusia memang ngga ada yang sempurna. Tapi bukan berarti kita harus jaim untuk menjadikan diri seakan-akan ‘sempurna’. Benar saja apa yang saya pikirkan waktu itu, tidak ada hal yang paling membahagiakan di dunia ini selain bisa menjadi diri sendiri.

5 comments:

Anonymous said...

ya...lebih nyaman memang menjadi diri sendiri :)

Anonymous said...

Botul y@t, lebih enak jadi diri sendiri, mengikuti hati nurani. Jadi, kalo hati bilang harus jaim, kita jaim mi! hihihi

mokokoro said...

Jaim itu....Jaga Iman ya? (AH mode On)

try said...

@ y@t : ko sudah nyaman mi toh? : D
@ ali : janter..hihihi
@ fajar : MLJ hehehe

Anonymous said...

malas comment ah..
*jaim mode on :D