Happy New Year




Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)

suntuk di akhir tahun

Sudah sejak tanggal 18 Desember ini saya dan sebagian teman-teman kantor lembur sampai jam 9 malam. Ritual akhir tahun yang sejak 4 tahun lalu saya lakoni sejak masuk di kantor ini. Ada laporan akhir tahun, ada warkat yang harus dipertanggungjawabkan, ada yang masih harus dibayar, ada ini, ada itu, ada hantu heheheehh...(berhubung kita kerja sampai malam). Pokoknya semua yang belum diselesaikan tahun ini sudah harus selesai. Tuntas..tas..tas..pada tanggal 31 Desember malam nanti. Karena tahun depan sudah lain lagi pekerjaannya, beda lagi masalahnya.
Kalo dipikir sih capek juga. Memang. Kerja dari jam 8 pagi sampai 9 malam bener-bener mengurus tenaga dan pikiran. Uang sih gak, lah wong dibayar 1/4 juta per hari. Jangan kaget yah. Kesannya aja banyak karena kata "juta"nya itu, padahal arti sebenarnya cuma hitungan ribu hahahahaaa...Yah, lumayan untuk beli bedak sama ginju hihihihh..

Dan puncak suntuknya adalah malam ini. Iya, malam ini, yang saya lagi nulis ini. Bukannya gak suka dengan pekerjaannya, tapi rasanya gak enak aja gitu. Minum vitamin udah, minum teh yang membangkitkan mood udah. Tapi tetap aja masih ada yang mengganggu. Hasilnya pun saya mual, sakit perut, angin yang keluar (uupss!) juga gak mampu membuat saya sedikit lega.

Suasana lembur sebenarnya selalu kami buat nyaman. Sejak siang ditandai dengan baju yang mulai kusut, maka jam 3 sore pun lengan kemeja sudah disingsingkan. Membuka semua kancing kalo sedang pake blaser dengan dalamannya. Sandal jepit sudah mengalahkan sepatu. Yang bapak-bapak juga melonggarkan dasi bahkan memasukkan ke dalam saku celana. Kadang kemeja pun diganti dengan kaos dan jeans. Dan semua orang boleh melakukan apa pun untuk mencari kenyamanan di sela bekerja. Saya pilih membaca dan...ngeplurk! Heeheh, kegiatan yang kedua itu sudah sebulan ini bikin saya kecanduan.

Ahh...mungkin saya sekarang cuma butuh liburan. Di saat orang lain akan melewatkan malam tahun baru dengan pacar, suami atau keluarga, saya masih akan berkutat dengan laporan dan warkat. Tapi gak apa-apa lah. Saya harus menambah kegiatan nyaman supaya gak suntuk : Berhayal menghabiskan akhir tahun bersama mas G di Bali.

pemuda harapan bangsa

Perhatian!
TIDAK dianjurkan dibaca oleh wanita yang lagi ngidam dan wanita yang sedang hamil [-X
Klik saja...maka kamu akan (kagum/terkejut/shock/mual/termehek-mehek) *coret yang tidak perlu :D








perubahan membawa rasa syukur

Di beberapa sudut di kota tempat kelahiran saya ini, saya melihat baliho-baliho para Calon Legislatif (Caleg) terpasang dengan indah. Semuanya indah. Senyuman, kostum parpol, sampai kata-kata penggugah hati massa. Beberapa orang akan kagum, dan beberapa orang akan sinis.

Diantara baliho itu saya melihat 3 orang Caleg adalah teman-teman semasa sekolah dulu. Si A adalah teman SD. Si B dan C adalah teman SMA.

Melihat mereka berlomba ikut menjadi Caleg bukanlah merupakan hal yang mustahil di zaman sekarang ini. Zaman dimana kebebasan berpolitik sudah menjadi seperti permainan.

Saya tidak iri. Justru saya kagum dengan mereka (tapi tidak berarti saya suka dengan politik). Mereka yang semasa sekolah dulu adalah anak sekolah yang hanya punya kemampuan rata-rata, sekarang telah menjadi kebanggaan. Kebanggan untuk keluarga, parpolnya, maupun diri mereka sendiri.

Saya lantas terenyuh dan bertanya. Sampai dimana kemajuan saya selama ini? Hal apa yang bisa membuat keluarga bangga atau paling tidak membuat saya bangga terhadap diri sendiri?

Ini tidak membuat saya sedih. Saya tahu, saya sedang mengamati apa yang disebut perubahan. Satu hal paling alami yang semua orang akan mengalaminya. Sebuah hal tunggal yang menjadi awal dan akhir masalah tanpa kecuali. Hari ini hidup saya baik-baik saja. Tapi mungkin besok saya tidak akan baik-baik saja. Begitu terus atau sebaliknya. Selalu ada siklus perubahan di dalam hidup. Mungkin inilah yang disebut bahwa hidup itu tidak dapat diprediksi.

Benar kata orang bijak bahwa perubahan adalah satu-satunya yang pasti dalam hidup. Meskipun demikian kita tidak lantas pasrah dengan perubahan itu.

Tuhan tidak menciptakan makhluknya dengan sia-sia. Yakinlah bahwa ada potensi disetiap diri kita. Mungkin Tuhan tidak ingin saya menjadi ini karena lebih baik jika menjadi itu. Mungkin Tuhan ingin saya melakukan ini karena lebih baik jika tidak melakukan itu. Kita berada di porsi masing-masing.

Karena perubahan adalah satu hal yang pasti, maka jika kita ingin mengalir di dalam hidup, kuncinya adalah menerima bahwa perubahan itu selalu ada. Berubah ke arah mana pun dan kapan pun juga. Semakin kita menerima bahwa perubahan itu pasti ada, maka semakin mudah kita mengalir dengan hidup.

Saya tahu walaupun ini terdengar sulit, tapi hal positif yang membuat saya bangga adalah saya bersyukur dengan apa yang telah saya raih selama ini. Bersyukur saya mempunyai kehidupan yang baik. Terus bersyukur bahwa saya memiliki pekerjaan yang baik. Bersyukur saya bekerja dengan cinta, tidak bekerja di bawah tekanan. Saya bersyukur karena saat ini tidak termasuk di dalam 9,43 juta jiwa pengangguran yang ada di Indonesia. There is always silver lining for everything.

painting using words

Siapa pun yang punya kemampuan menggambar seperti ini, mungkin gak butuh Arsitek atau Interior designer lagi. Hebat ya!






Click to enlarge size...