seperti hamster

Kadang,
Saya merasa...
seperti seekor hamster
berlari di atas roda tempuh
merasa akan sampai di suatu tujuan akhir
padahal sebenarnya hanya berputar dalam rutinitas yang sama...

Mabok lagiiiii…akh!

Saya mau cerita pengalaman dua minggu yang lalu sewaktu saya dinas keluar kota. Sebelumnya saya kasih tau deh, kalo ini adalah cerita yang menjijikan. Kalo mau tetep baca ya silahkeun, kalo gak mau ya gak apa-apa heheh...paling gak saya bisa membacanya suatu saat nanti.
Ini pengalaman pahit. Sepahit kalau kamu pernah muntah. Iyah, muntah, yang kamu keluarkan dari mulut itu kalau kamu pernah merasa mabuk.
Saya ini orang yang gampang mabuk kalau sedang melakukan perjalanan jauh. Dan anehnya, cuma kalau naik mobil aja. Naik kereta, kapal laut dan pesawat udara gak mabuk dong. Apa karena jalannya lurus aja yah? hihih..duh, malu-maluin deh kalau naik pesawat sampe mabuk. Bakal ketahuan kampungannya hahahah...:))
Dulu, waktu jaman kuliah, kalo mudik lebaran, saya dan temen-temen udah biasa juga naik bus atau travel PP Jogja-Surabaya. Berhubung waktu itu belum ada pesawat yang langsung ke Jogja. Atau kalau mau naik kapal Pelni. Mau gak mau, ya harus ke Surabaya dulu, yang ditempuh selama 6 jam dari Jogja. Dan saya pasti minum yang namanya antimo itu. Kadang saya kesal ditakdirkan jadi orang yang gampang mabuk. Kalau mabuk cinta sih mau aja, lah ini selalu mabuk darat. Kadang suka iri deh sama temen yang enteng aja dalam perjalanan alias gak ngerasain mabuk sama sekali.
Dan biasanya juga, untuk menghilangkan sugesti supaya gak mabuk, saya menghindari hal-hal yang bisa memicu untuk muntah, seperti asap rokok, bau solar atau angin yang berlebihan. Ugh! tuh kan, betapa gak enaknya jadi orang yang gampang mabuk. Harus menghindari ini itu. Atau terpaksa harus menutup hidung kalau mencium bau-bauan itu.
Teman saya yang seorang dokter pernah kasih saran. Katanya kalau mau supaya gak muntah, harus makan yang banyak sebelum melakukan perjalanan. Alasannya karena makanan yang mengisi lambung gak akan berguncang kalau lambung itu terisi penuh. Yang bener? percaya gak percaya sih.
Dan ceritanya, dua minggu yang lalu, saya dan 5 orang teman kantor ditugaskan keluar kota selama 6 hari. Sedangkan bos saya menyusul setelah hari ke-4 kami di sana. Perjalanan pergi gak ada masalah. Selain karena udah minum tolak angin wes ewes bablas angine, saya udah mewanti-wanti si sopir kantor, pokoknya gak boleh merokok selama perjalanan.
Oh ya, asal tau aja, 2 tahun belakangan ini saya udah mengganti antimo dengan jamu tolak angin atau antangin. Yah, karena jaman dulu kan belum ada obat mabuk yang dari jamu-jamuan. Selain karena saya sekarang merasa jamu lebih aman daripada obat, saya sebenarnya udah eneg minum antimo kalau mau naik mobil untuk perjalanan jauh.
Nah, perjalanan pulang dari luar kota itu yang sebenarnya bikin menyiksa. Emang saya udah merasa bakal ada yang gak beres. Badan rasanya udah gak enak, capek, rasanya masuk angin juga. Ditambah lagi saya semobil dengan bos yang mau gak mau harus sedikit jaim dan gak bisa ketawa ngakak-ngakak hahah...
Sebelum pulang kita mampir makan malam. Kesempatan nih, untuk membuktikan kata temen yang dokter itu. Udah deh, bener-bener makan banyak dengan kalapnya. Ayam goreng versi besar saya sikat habis hihihh...trus minum tolak angin dan berharap semoga perjalanan ini gak bikin mabuk.
30 menit setelah meninggalkan kota itu saya merasa masih baik-baik aja.
Bos (yang udah tau saya mabuk darat) : Gimana, gak pa-pa kan?
Saya : gak pa-pa, pak.
15 menit kemudian, saya udah keringat dingin. AC mobil adem, tapi saya udah keringatan.
Teman (yang udah berbaik hati menyediakan kantong plastik) : Try, ini kantong plastiknya. Siapa tau kamu muntah.
Saya : Makasih ya.
20 menit setelahnya. Masih dalam perjalanan di tengah hutan tropis Sulawesi. Gelap, dingin, angin kencang, dan suara burung hantu (atau hantu?) bersahut-sahutan meneriakkan malam yang pekat...*holoh!* kekekekekhh...:D
Saya : Di, berentiin mobilnya dulu. Udah rasa mabok nih.
Adi (sopir) : Okeh!
Saya : Gak jadi, Di. Yuk, lanjut lagi.
Gak tau menit keberapa, selanjutnya......
Uwek! Uwek! Uwek! Uwek! :-&
Keluarlah semua isi lambung saya itu. Wah...,dibuang sayang yah! *pletaaakk!!* hahahahah...:))
Moral of the story :
Jangan terlalu percaya dengan dokter..heheeh..gak kok, saran saya nih, jangan terlalu maruk kalau makan sebelum melakukan perjalanan jauh. Secukupnya aja. Minum tolak angin atau obat anti mabuk kalau kamu seorang pemabuk sejati seperti saya hahahah...dan yang paling penting, jaga kondisi badan tetap fit ;).

roti seram

Gambar-gambar roti ini dapat dari teman yang ngirim ke email. Lihat aja takut ya, apalagi kalau disuruh makan. No bloody way! [-)
Eh, tapi beneran gak sih roti-roti ini udah available di Mall Taman Anggrek? :D

Gak punya resolusi

Ha! akhirnya ngeblog lagi. Jujur, agak males nulis akhir-akhir ini. Tapi lihatlah karma plurk di blog ini. Udah masuk nirvana hahahh... artinya saya memang lagi doyan ngeplurk daripada ngeblog *langsung diusir blogger*.
Akhir tahun yang melelahkan karena lembur tutup tahun. Ditambah harus dinas ke luar kota. Bener-bener menguras tenaga dan pikiran. Sampai gak punya waktu nengok ke blog tercinta ini.
Beberapa waktu belakangan saya ditanyai tentang resolusi tahun ini. Kamu punya resolusi di tahun 2009 ini gak? Gak punya. Resolusi kamu di tahun ini apa? Gak tau.
Terus terang, saya gak pernah menyusun apa yang disebut resolusi itu. Gak pernah merencanakan harus begini dan harus begitu. Gak pesimis juga. Cuma, saya lebih suka menjalani hidup ini langkah demi langkah. Artinya, menjalani saja apa yang ada di depan mata atau melanjutkan apa yang sedang berlaku saat ini. Saya pikir itu lebih adil ketimbang saya merencanakan segala macam yang ingin saya raih tapi kemudian akhirnya gak bisa saya raih atau putus di tengah jalan.
Kadang terbersit target apa yang ingin saya raih di tahun ini. Tapi kemudian saya tau kalau ada batasan-batasan yang gak mudah untuk dilewati begitu saja. Saya gak ingin hal itu akan hanya merampas kemampuan saya untuk menikmati momen demi momen di dalam hidup. Apalagi kalau sampai lupa bersyukur untuk semua hal yang sederhana namun indah di dalam hidup ini.
Ikhlas saja, untuk semua kemungkinan terbaik dan terburuk. Agar saya tidak bernafsu untuk menang dan takut kalah. Berhasil atau gagal adalah persepsi yang relatif. Apalagi kalau mengingat jiwa yang bertumbuh dan semakin kuat, justru biasanya dari pengalaman yang kita tuding sebagai kekalahan dan kegagalan.
Akhirnya, pada awal tahun ini, di dalam setiap detik baru ini, mari kita cintai setiap detik tersebut, setiap momen, apa adanya.