A journey to Buton Island

Pernah dengar pulau Buton, kan? Yang kaya dengan hasil tambang aspalnya. Kalo gak tau berarti Geografi kamu payah huhuh...;)). Baiklah, ini cerita singkat tentang pulau Buton.

Pulau Buton, yang ibu kotanya bernama Bau-bau, adalah salah satu dari 12 kabupaten yang ada di provinsi Sulawesi Tenggara. Pulau ini jaraknya gak tau berapa kilometer dari ibu kota provinsi, tapi ditempuh 4 jam dengan kapal laut cepat (speed boat) dari kota Kendari. Sepanjang perjalanan laut ada banyak pemandangan indah dari pegunungan landai, karang-karang, pantai pasir putih tanpa penghuni, bahkan rumah-rumah panggung nelayan yang membentuk komunitas pemukiman di sepanjang pesisir pantai. Bagus banget. Dijamin gak akan mabok laut. Apalagi kapalnya bagus.

Kalo menurut saya nih ya, pulau Buton ini lebih bagus daripada ibu kota provinsinya sendiri *dikejar-kejar pake kapak sama orang Kendari :D. Karena dikelilingi laut dan pulau-pulau kecil yang indah. Apakah ini pernyataan sepihak karena sebagian darah saya berasal dari sini? Heheh...:-j. Kalo liat di peta, laut di pulau ini kan berhubungan langsung dengan Laut Banda. Lautnya biru dan dalam. It's trully deep blue sea deh. Gak ada pake kerok-kerokan untuk memperdalam lautnya. Di kotanya yang bernama Bau-bau, tata kotanya cukup bagus. Rumah-rumah juga gak ada yang padat amat. Jalannya sih emang kecil-kecil, tapi semua tertata rapi. Yang bikin tambah ok, terdapat public space yang letaknya di pinggir laut. Dinamakan Pantai Kamali. Sore hari, tempat itu dijadikan orang-orang untuk sekedar nongkrong, jogging, tempat main anak-anak, dan banyak jualannya juga. Kalo malam, gak jauh dari public space itu ada tempat jajan makanan. Banyak macam makanannya, dari ubi dan pisang goreng sampai ikan bakar dan seafood. Gak heran kalo malam hari lebih banyak orang yang keluar rumah daripada di siang hari. Selain udaranya yang panas, jalan-jalan di waktu malam memang lebih asyik disini. Gak jauh dari situ, masih dipusat kota, ada pelabuhan kapal Pelni, kapal barang dan kontainer.

Tentang budayanya, Buton itu punya Keraton. Jadi jaman dulu pake raja-rajaan juga. Pada awalnya berbentuk Kerajaan, kemudian berubah menjadi Kesultanan. Sultan pertamanya bergelar Sultan Murhum Kaimuddin Khalifatul Hamis. Seperti umumnya, raja-raja itu tinggal di dalam sebuah Keraton. Gak seperti Keraton Jogja atau Solo yang lebih menonjolkan Keratonnya sebagai tempat tinggal Sultan, di Keraton Buton ini lebih menonjolkan Benteng yang mengelilingi Keraton Sultan dan keluarganya. Terletak 3 km dari kota Bau-bau, benteng ini dibangun pada tahun 1500an dan selesai pada tahun 1642. Benteng dengan luas keliling ± 2 hektar ini tersusun dari pecahan batu karang dengan campuran batu kapur, dan saat ini menjadi benteng terluas di dunia. Pernah ada isu kalo yang membuat benteng ini bertahan adalah karena ada campuran putih telurnya. Hahahah...:)) Berapa telur yang habis dipakai ya? Ayam-ayam juga pada mati seperti kerja rodi karena dipaksa bertelur.

Semua rumah-rumah di lingkungan Keraton ini adalah rumah panggung. Di dalam Keraton terdapat Masjid yang dibangun pada tahun 1712 dan tiang menara Masjid yang masih berdiri kokoh sampai saat ini. Di Masjid ini terdapat 12 buah jendela yang menggambarkan 12 lubang pada manusia. Begitu juga dengan benteng Keraton, terdapat 12 pintu gerbang diberbagai penjuru bentengnya.

Yang ini adalah Rumah Adat Buton. Tempat tinggal Sultan jaman dulu. Rumah adat ini menjadi bahan penelitian saya waktu menyusun skripsi. Rumah adat ini gak pake paku loh. Semua bagian bangunannya disatukan dengan sambungan kayu dan pasak. Gak ada satu bagian pun yang memakai paku. Dan tetap kokoh sampai sekarang.

Kekayaan alamnya juga gak kalah mengagumkan. Daratan luas pulau ini masih diselimuti dengan hutan tropis yang hijau. Perpaduan yang sangat indah dengan lautan yang biru. Mengikuti leluhurnya, Afred R.Wallacea, sejak tahun 1996 banyak ilmuwan dan mahasiswa dari Inggris datang melakukan penelitan di Hutan Lambusango, terletak ± 63 km dari kota Bau-bau. Terdapat banyak spesies yang tidak ditemui di belahan dunia lain, seperti; Anoa, monyet Buton, Tarsius (kera kecil) dan katak pohon hijau Rhacophora. Penelitian di pulau ini merupakan bagian dari Ekspedisi Operation Wallacea. Selain di pulau Buton (Indonesia), penelitian yang sama dilakukan di Honduras, Peru, Afrika Selatan, Mesir dan Cuba.

Ingin mencari udara yang sejuk, saya mengunjungi Air terjun Bungi, terletak ± 7 km dari kota Bau-bau. Untuk menuju lokasi, kita harus melewati hutan yang sejuk. Jalan masuknya udah bagus. Beda dengan beberapa tahun yang lalu. Airnya sejuk buanget, dingin. Dasar bebatuan yang hijau menjadikan air ini juga menjadi hijau.

Satu lagi pantai yang baru terjamah di pulau ini. Namanya pantai Kokalukuna. Pasirnya putih kecoklatan. Pantai ini menjadi muara sungai-sungai yang ada di kota Bau-bau. Wah, saya baru liat loh. Ternyata muara itu seperti gitu ya. Air sungainya nyampur dengan air laut.
Jadi begitulah, mengagumi ciptaan Allah gak harus selalu mengagumi cowok cakep :D. Banyak cara, salah satunya adalah menyayangi alam di sekitar kita. Jangan buang sampah di laut, jangan ngebom ikan di laut, jangan ambil terumbu karang, lindungi binatang langka, stop illegal logging...:D. Agar semua bisa dirasakan oleh anak cucu kita ;;).

7 comments:

Anonymous said...

manami oleh2ku? sa ngidam kasuami kasian...
Buton selalu indah memang...cuma banyak yang ga tau kalo Buton punya banyak tempat wisata. yang ditau cuma penghasil aspal.
btw, ada darah buton mu kah try?
-ani wolio-

Diah Alsa said...

wuiiihh kereeeenn,,, uhh kak, knapa ndak ajak2 hehehehh

sa blum prnah kasian jalan2 keliling tuh pulau,, tuh hari cuman transit ji (itu juga stay d tilong)

uhh jadi ingin main kesana deh, kapan lagi kak?? ajak pi juga saya *kyknya perlu nabung niih :D

try said...

> ani : ugh, gak lupa oleh2nya, ni.He em , gak banyak yg tau kalo Buton itu indah.
Yoi, selain darah Buton saya juga punya darah drakula kekekekeh...
> diah : keren toh?? Mau ikut saya? Ada festival keraton lagi bulan 10.Mo ikut?

Anonymous said...

Wahhhhh...fotonya keyennn, jadi pingin ke Buton jugaaaa....

Anonymous said...

Eh, saya dapat blog mu waktu search pulau makassar dan dapat beberapa tulisan yang menarik. Makanya saya simpan komen. Pulau Buton memang indah. Sayangnya akan dibuka banyak tambak yang berpotensi merusak keindahan alamnya. Salam kenal dariku. Cek profilku di FS dgn alamat: neo_utopian@yahoo.com

try said...

> indira : iya, ayo ikut saya ke Buton nanti :D
> nas : Salam kenal ya.

Anonymous said...

Wah, asyik banget tuh tempat2 wisatanya. Jadi kepengen ke Makassar. Tanya dulu ah sama kakak angkat saya yg dari Makassar. :D