Just an ingloriuos story

(This is my first true story in “strange language” hihihihihi…)

I surprised when he told me that he has relationship with a married woman. I didn’t care indeed because I have nothing to do with her. The only thing I cared was him. He is my favorite friend. An educated man, has a good job, smart and has nice personality.
“What do you mean ?”, I asked him calmly.
“Come on, I am a man ! do you think I am too naive ? Everything I did has the reason, and I did it because I have some reason”, He started our argument.
“Then tell me your reason”, I asked him.
“Now promise me first not to tell anyone”, he said.
“Keep my words”, I answered. Then I joked him to put my mouth key into his bag.
“Well,” he said, “I shall be honest with you. If you think this is a sad story, just omitted it because I’m telling you the truth. She is a desperate woman with 2 kids. She has no connection with her husband right now and she has problem with her financial. All I do is just want to help her”.
“Hmm...desperate woman, has no connection with her hubby and got problem with financial…What did she expect to you ? or what did you expect to her ?”, I asked him. I thought he despaired but he was apparently fine.
“Nothing”, he said “but ofcourse my passion still work on. Don’t you know, I love her and everything about her. Is it ridiculous ?”
“No, it is not. The ridiculous one was when you told me about your ex-girlfriend. You asked her to wear a short skirt, black stocking and high heels. Then you had sex with her in the office restroom.” I said.
“Hahahahahaha…”, we laughed.
“Ay, that was life”, he started seriously. “So what do you think ?”
“That’s your business”, I tried to be wise.”You have your own life. Lucky you because she has been seperated with her husband. Well, if you thought has no connection and separate were equal. It wouldn’t be necessary wheter it’s right or wrong. You only want to make her happy, don’t you ?”. He agreed.
“Go on, you look happy recently”, I wished.

Loser

Berapa banyak lagi kebohongan yang akan kamu tawarkan? Berapa puluh lagi kata-kata cinta, kebahagian dan janji manis yang akan kamu ucapkan?
Saya bertemu kamu lagi, wahai pria, hanya dalam sebuah “kebetulan”. Yang kebetulan saja saya sudah mengenal kamu beberapa tahun yang lalu, dan kebetulan juga saya tidak mengetahui seperti apa kamu sebenarnya. Bodohnya, saya begitu saja menerima kamu.
Padahal seseorang yang bijak pernah berkata untuk tidak terburu-buru. Jangan pernah mencoba mencintai seseorang kalau kamu belum bisa mencintai diri sendiri. Saya mencintai diri sendiri, tapi ternyata saya terlalu mencintai orang yang salah.
Saya menghargai kesetiaan, tapi bukan berarti kejujuran bisa seenaknya kamu permainkan. Hey pria, bermain cantik lah. Tidakkah kamu tahu selama ini kamu sudah berhasil membangun kastil kebohongan dalam dirimu sendiri? Yang mungkin telah beberapa kali kamu hancurkan dan membangunnya kembali. Sementara saya? Dalam kesendirian yang mengagumkan ini saya telah berhasil menata rumah kecil dengan berjuta kejujuran di dalamnya.
Saya tidak perlu kecewa atau sakit hati mengingat kebodohan kamu dan kebodohan saya, karena itu adalah kebodohan kita. Saya tidak perlu menangisi kemunafikan kamu karena sedikit berhasil membuai angan-angan saya. Tidak perlu. Semua hanya membuang-buang waktu dan tentu saja akan mematikan pikiran logis saya.
Biarkan saat ini saya memilih untuk tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Tidak perlu takut saya akan mengganggu kehidupan kamu. Saya punya kehidupan sendiri. Toh dalam waktu sepersekian detik saya mampu melupakan pria pengecut seperti kamu.

Siomay is in da house

Sudah setahun lebih saya tidak makan siomay. Bukannya lagi ngidam, tapi secara makanan ini langka sekali di kota Kendari. Nih makanan memang salah satu kesukaan saya waktu kuliah di Jogja dulu, selain Pecel Lele. Terakhir kali makan siomay ya waktu saya ke Jogja tahun lalu. Siomay Kang Cepot yang di Jalan Kaliurang km 7. Rasanya…uenaaakk tenan! : D. Saya bisa pesan 2 porsi kalo makan siomaynya itu.

Dan minggu lalu kerinduan saya akan siomay terobati sudah. Dia cuma siomay jalanan. Yang di jual oleh seorang ‘mas’ yang medoknya kental banget. Saya lebih bersyukur lagi karena dia datang di bulan Ramadhan. Di bulan puasa dimana keinginan makan ini-itu lebih besar dibanding bulan-bulan biasa. Bayangkan, saya kalap sekali dengan siomay selama seminggu ini.

Jadilah setiap hari saya janjian dengan ‘mas’ siomay itu (saya belum pernah menanyakan namanya, nantilah saya tanyakan). Setiap hari sejak puasa saya harus pulang cepat dari kantor. Jadi setiap jam 5 teng, saya udah menunggu siomaynya (bukan mas-nya lho hehehe). Dengan harga cuma Rp 5.000,00 sepiring, saya sudah bisa dapat 5 siomay + 1 telur + 2 kentang + 1 kol rebus + 2 tahu goreng. Banyak kan? Enak lagi rasanya. Walaupun memang tidak se-dasyat siomay Kang Cepot, tapi bisa mengobati nafsu makan siomay saya selama ini.

Selama sebulan Ramadhan ini saya telah berjanji akan makan siomay terus setiap malam. Saya anggap dia sebagai makanan selingan, karena toh saya harus tetap makan nasi setelah sholat tarawih. Mudah-mudahan saya bisa makan siomay setiap malam selama puasa ini. Mudah-mudahan mas siomay itu ngga sakit selama bulan Ramadhan ini. Mudah-mudahan mas siomay itu tetap punya modal untuk usaha siomaynya.

Saya tetap tunggu kamu, mas dan siomay. Bagaimanapun, mungkin setelah bulan Ramadhan saya akan selalu pulang menjelang magrib. Mudah-mudahan kita bisa membuat addendum perjanjian untuk bertemu setelah jam 6 malam.

Sakit itu menyakitkan

Sebenarnya saya jarang-jarang sakit. Tapi minggu pagi kemarin bener-bener membuat saya klepek-klepek. Entah apa yang salah dengan pencernaan di dalam perut ini, atau mungkin ada zat makanan yang tidak bisa diterima oleh pencernaan saya. Hasilnya? Saya harus bolak-balik ke kamar mandi. Lemas, pasti. Bener-bener dehidrasi.
Sudah dapat obat dari mama, plus omelan mendidiknya, "Makanya..., jangan suka jajan makanan sembarangan..." (saya tau beliau sedikit konservatif). Kedatangan tante saya yang juga seorang suster, cukup membantu. Direkomendasikanlah obat diare dalam bentuk sirup, Guanistrep. Lucu juga, karena pikir saya, obat dalam bentuk sirup lebih cocok untuk anak balita hehehe. Apalagi dengan rasa strawberrynya. Kebayang kan?
Benar juga kata mama, pikir saya, yang masih tidak berdaya di tempat tidur. Sambil mengingat-ingat kembali makanan apa yang terakhir kali saya makan yang membuat pencernaan saya ngga normal seperti biasanya. Ah! gorengan! ya, gorengan yang saya makan pada malam minggu itu. Tapi tentu saja saya tidak menyalahkan sepenuhnya si gorengan dengan bumbu kacangnya yang enak dan pedesnya menggigit itu. Mungkin kondisi badan saya yang lagi tidak fit, atau mungkin program semi-diet saya untuk tidak mengkonsumsi makanan berat di malam hari (yang saya buat sendiri) yang salah.
Barulah terpikir betapa pentingnya sehat ketika lagi sakit. Betapa pentingnya menjaga kesehatan dengan konsumsi makanan yang sehat. Saya tidak menghakimi bahwa makanan yang dijual di warung-warung adalah tidak sehat (justru disitulah kenikmatannya, toh waktu kost dulu saya suka jajan makanan di warung kaki lima).
Izinlah saya karena sakit selama 2 hari, sembari istirahat dari rutinitas kantor yang 'mengasyikkan' (bagaimanapun, saya mencintai pekerjaan saya).
Sakit itu memang ngga enak. Tapi bukankan kata Rasulullah sakit itu bisa menggugurkan dosa? hehehe.
Saya memang jarang-jarang sakit. Tapi sekali jatuh sakit langsung klepek-klepek. Lebih baik sakit hati kalau tau akan begini.